Cemburu itu Wajarkah?....(part 1).....

sudah lama rasanya tidak menulis
tidak mengeluarkan uneg-uneg
ganjalan-ganjalan dalam hati

kali ini aku ingin berbicara
berbicara mengenai cemburu
"cemburu tanda sayang"
banyak yang mengatakan hal itu
tapi adakah batasan cemburu?
adakah batas wajar dalam cemburu?
kepada siapakah kita boleh cemburu?
pada siapa kita tak boleh?

aku sampai pada titik
dimana aku mempertanyakan kewajaranku
apakah cemburu ini masih wajar?
ataukah cemburu ini adalah suatu keanehan?
terlalu berlebihankah rasa ini?

tak suka diriku pada kondisi
ketika ia membonceng perempuan lain di motornya
membayangkannya saja membuatku kesal
tapi... apakah kesalku ini wajar?

pertama
kejadian ini terjadi di awal masa pacaran
sejujurnya saat itu aku terbilang masih cuek
*wajarlah...karena ia menembakku tiba-tiba*
dan sejujurnya... saat itu... aku menerimanya karena kenyamanan
aku nyaman bersamanya
dan takut kehilangan hal itu

saat itu, dia masih menjadi pegawai outsourcing di salah satu BUMN di jakarta
sehari-harinya ia berkendara dengan motor dari Depok-Gatsu
lokasinya memang tidak jauh dari kantorku
namun, jika memang tidak ada janji
kami pulang sendiri-sendiri
karena jika bersama, ia harus membawa helm tambahan

suatu waktu, tiba-tiba ia menawarkan untuk menjemputku
padahal saat itu ia sedang tidak membawa helm tambahan
tapi katanya ia sudah tahu jalan lain
dan akhirnya, hari itu, aku pulang bersamanya
melalui jalan yang memang aku tahu
dan ia tahu katanya dari temannya

aku lupa, apakah pada hari itu, atau beberapa hari setelahnya
barulah ia bercerita, siapakah teman yang membuatnya tahu jalanan itu

aku pikir teman itu adalah teman pria
tapi ternyata adalah teman wanita

ia bercerita padaku...
hari itu ia lembur hingga malam, dan tentu saja aku pulang terlebih dahulu
nah, kebetulan gadis ini juga lembur, panggil saja dia Ti
rumah Ti ini di Depok juga... tapi lebih dekat dengan rumahku
sementara rumah dia itu 180 derajat bedanya dari rumahku
sebenarnya aku sudah agak lupa
apakah dia yang menawarkan atau Ti yang meminta untuk pulang bersama

pada akhirnya, pulangnya dia bersama Ti
walaupun saat itu dia tidak membawa helm
walaupun tempat mereka bekerja memberikan fasilitas jemputan
serta taksi jika mereka lembur
dia mengantar Ti sampai ke depan rumahnya
dan Ti memintanya untuk merahasiakan hal itu dari pacar Ti
begitu pun aku, tak akan mengetahuinya jika ia tidak membawaku melewati jalan yang mereka lalui
karena aku bertanya, siapa yang dia antar
saat itu, hati kecilku mulai merasa sakit
sejak saat itu, aku menyadari...keposesifanku

kejadian itu tak pernah bisa aku lupakan
hatiku yang cuek mulai kehilangan dan berpikir
"kenapa? kenapa dia sebaik hati itu kepada perempuan lain?"
"padahal sudah ada mobil kantor"
"padahal arah mereka berbeda jauh"
"ada apa?"

satu hal yang membuatku sedih dan membayangkan yang tidak-tidak
motor yang dia gunakan saat itu masih megapro dengan box di belakang
betapa aku sebal membayangkan perempuan lain membonceng di belakang
sedangkan dia selalu agak ke belakang saat membawa motor

mungkin aku memang egois dan posesif
hal ini, rasanya, tak akan pernah kulupakan
karena ini pertama kalinya ia melakukan hal itu
dan ia sama sekali tidak mengatakan padaku
hingga kejadian itu berlalu cukup lama

...to be continue...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

hubungan (part 1)

a getaway to Belitong Island

cinta tak harus memiliki