mengkritisi pelayanan skck

walaupun judulnya 'mengkritisi' disini vava cuman mencoba mengungkapkan pikiran dan uneg-uneg aj

walaupun tetap menjalani masa-masa indah kuliah di s2 ini, tetep saja va mau nyoba melamar untuk pns. salah satu syaratnya adalah skck terbaru dan legalisir. mengingat skck va udah abis, so datanglah saya ke polres

kemarin begitu nyampe di polres, sekitar jam 11, eh ternyata 'katanya' formulir udah habis -what the heck?!- jadinya va pulang lagi k rumah sambil mikir, "emangnya g bisa di-print lagi? ato g di-fotocopy?" agak kesal sih pulang lagi padahal udah cape2 berangkat dari rumah...

lalu, hari ini va datang lagi, jam 9, formulir masih ada, antrian jg g terlalu panjang, so i have a thought 'yaah paling jm 11 ud selesai' dan ternyata SALAH..kata yg jaga loket 'jam 1 y' haaaah????lama amat >.< padahal terakhir perpanjangan -6 bulan lalu- g selama itu deh... trus 'biaya'nya juga naik dr 10ribu jadi 20ribu

va jd mikir...apa si sebenarny yg bikin lama? kok lebih mahal tapi lebih lama??
intip punya intip di dalem loketnya pegawainya cuman dikit sih, ap gara2 itu jdny ngetiknya lama?? klo iy, knapa g tambah personil? pdhl skrg lagi banyak bukaan cpns jd harusnya mereka sudah bisa mengantisipasi donk?
apa gara sistemny?? mungkin akan lebih mudah kalo sudah komputerisasi y?
berandai-andai, jika skrg ud ad sim n ktp keliling mungkin klo ad skck keliling -ato g polsek berperan sebagai pendukung pelayanan skck- maka beban kerja pelayanan skck d polres g akan selambat dan serame ini?

hmmm...birocrazy is really crazy.. so here i am waiting in my home ~__~

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

hubungan (part 1)

dalam perjalanan sebuah kehidupan pasti selalu tercipta hubungan antar manusia entah hanya sekedar perkenalan, mungkin pertemanan, atau percintaan hingga persaudaraan dan kekeluargaan akhir-akhir ini, atau mungkin sebenarnya sejak lama ada, aku berpikir dan bertanya dalam hati sejauh mana batasan akan hubungan-hubungan tersebut yang masih dapat dianggap normal dan wajar? mana yang lebih penting? mana yang lebih berharga? mana yang seharusnya didahulukan? menolong teman tetapi menyakiti kekasih? membantu saudara tapi menyengsarakan keluarga? saat dihadapkan pada sebuah pilihan, haruskan logika atau perasaan yang didengarkan? ada beberapa kejadian dan cerita disekitarku yang membuatku berpikir seperti ini   antara saudara dan keluarga dia, kita sebut "Mr", seorang ayah, memiliki istri dan anak, bekerja keras mencari nafkah ia memiliki saudara, banyak saudara dengan keluarga masing-masing secara ekonomi, Mr memang lebih beruntung dibanding saudaranya,
Baca selengkapnya

a getaway to Belitong Island

Gambar
setumpuk pekerjaan sederet tugas penat akan semua itu kami lari dan kabur menuju salah satu surga Indonesia perjalanan singkat  pelarian dari rutinitas aku ingin menceritakan perjalananku dengan teman-temanku bukan sekali ini aku dan teman-teman kuliahku (arsitektur UI angkatan 2005) melakukan perjalanan untuk berlibur...melepas penat dari segala hal dari pekerjaan hingga permasalahan ini perjalanan kami yang ke-3, walaupun terkadang dengan personil yang berbeda-beda di lain post mungkin aku akan me refresh kembali perjalanan kami yang dulu alkisah, semenjak lulus perjalan pertama kali kami adalah ke jogja, lalu ke tidung setelah setahun tidak ada perjalanan rame-rame lagi kami mulai resah (ciyeee) iseng lah kami berkumpul...pilihannya untuk liburan waktu itu adalah belitong atau lombok setelah perdebatan dan jalan berliku maka kami pun memutuskan untuk ke belitong kami ikut trip (SMAR Trip) untuk mempermudah perjalanan kami setelah kesibukan masing-masing.. tibalah h
Baca selengkapnya

cinta tak harus memiliki

tidak hanya sekali kudengar frasa ini 'cinta tak harus memiliki' membuatku bertanya-tanya benarkah? dalam salah sebuah manga aku mendapatkan pesan 'saat orang yang kusukai bahagia, aku pun bahagia, walau ia berbahagia tidak bersamaku' benarkah? pertanyaan selanjutnya 'cinta yang seperti apa?' tentunya bukan cinta yang global cinta yang personal dari hati yang terdalam maka..benarkah?? benarkah frasa itu? akhir-akhir ini aku memikirkan frasa itu saat kuketahui cinta pertamaku akan menikah rasa dan hati ini sakit, amat sakit tapi aku juga menyadari sejak awal tak ada sesuatu diantara kami maka sakit ini hanyalah bentuk rasa yang dalam kucoba membayangkan jika aku harus melepaskan kasihku dan aku takut untuk menghadapi hal yang sama kadang aku ingin mempercayai frasa itu tapi kadang aku tak mau mengalaminya salahkah jika kupikir begitu? karna ku hanya ingin memiliki cinta yang membahagiakanku Published with Blogger-droid v1.7.4
Baca selengkapnya